A.
Pendahuluan
Kesadaran akan penting dan berharganya pendidikan Islam kini mulai
dirasakan, hal itu terihat dalam Deklarasi Matekas yang ditandatangani oeh
semua kepala Negara-negara muslim, mereka sadar bahwa pendidikan Islam baik
formal maupun informal adalah satu-satunya cara yang pasti dalam membentuk
masyarakat Madani dalam menyelamatkan mereka dari pengaruh ideologi Barat.
Dalam rangka membentuk pendidikan yang berwatak Islam, pihak
berwenang dan para ahli pendidikan bukan saja mengemukakan norma tersebut
secara lisan tetapi menunjukkan bagaimana perspektif total ini memberikan
tanggapan seimbang tentang manusia, dan menyarankan arah yang positif bagi
kemajuan material dan spiritual manusia dan karena itu membantu para ahli
pendidikan dalam mengembangkan sebuah rumusan integratif untuk menyusun
kurikulum, penullisan buku teks, buku penuntun guru dan penulisan metodologi
pengajaran.
B.
Rumusan tentang Pendidikan Islam
Tujuan Pendidikan Islam menurut Kongres Pendidikan Islam se-Dunia
di Islamabad tahun 1980, pendidikan harus di tujukan pada pertumbuhan yang
seimbang dari kepribadian total manusia melalui pelatihan roh manusia, akal
rasional diri,perasaan dan rasa tubuh. Pendidikan harus ada untuk memenuhi
pertumbuhan manusia dalam semua aspek, spiritual, linguistik, baik secara
individual maupun kolektif, memotivasi, semua aspekmenuju kesempurnaan kebaikan
dan pencapaian. Tujuan utama pendidikan terletak kepada Allah pada tingkat individu. Masyarakat dan kemanusiaan yang
luas.
Rumusan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se Indonesia tanggal
07-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor.“Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan
takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia
berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam”.[1]
Rumusan di atas sesuai dengan firman Alla:
Æìsùöt . . . ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya :
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadalah : 11)
Menurut Abdul Fatah Jalal (Ahmad Tafsir, 2000), tujuan umum
pendidikan islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan
bahwa tujuan ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip surat
At-Takwir ayat 27, jalal menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua
manusia. Jadi, menurut islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusiayang menghambakan diri kepada Allah. Yang di maksud dengan menghambakan
diri ialah beribadah kepada Allah.[2]
÷bÎ) uqèd wÎ) Öø.Ï tûüÏHs>»yèù=Ïj9 ÇËÐÈ
Artinya
:
Al
Qur'aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam (Q.S At-Takwiir:
27)[3]
C. Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia
1.
Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia pertama
di Mekkah tahun 1977
Konferensi
pendidikan Islam se-Dunia pertama di selenggarakan oleh Universitas King Abdul
Aziz, di Jeddah/Mekkah pada bulan Maret-April 1977. Konferensi se-dunia ini
membahas semua masalah pendidikan formal dan non formal di semua cabang
pengetahuan, dwi sistem pendidikan yang lazim di Negara-negara Muslim yang
menimbulkan konflik antar orang-orang yang berfikiran sekuler dan kelompok yang
berfikiran keagamaan, hubungan antara pendidikan dan masyarakat, masalah
pendidikan wanita, serta mengajukan tujuan dan sasaran pendidikan dan cara-cara
mewujudkan cita-cita itu.
Konferensi
ini juga membagi pengetahuan atas dua kategori pengetahuan yang diterima
sebagai wahyu dan pengetahuan yang diperoleh.Dengan demikian sebuah prinsip
diletakkan bagi perumusan sebuah kurikulum khas yang ideal.
2.
Konferensi
Pendidikan Islam se-Dunia Kedua di Islamabad tahun 1980
Konferensi
pendidikan Islam Dunia kedua di Islamabad pada bulan Maret tahun 1980
diselenggarakan oleh Universitas Qaidi Azam dan Universitas Al-Azhar Kairo,
Jeddah dan berkerjasama penuh dengan kementrian pemerintah Pakistan. Kongres
ini menunjukkan bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita Islami mencakup
pengembangan kepribadian Muslim yang bersifat menyeluruh secara harmonis
berdasarkan potensi psikologi dan fisiologi manusia, mengacu kepada keilmuan
dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah
manusia Muslim yang paripurna dan bertawakkal. Sesuai firman Allah:
ö@è% ¨bÎ) ÎAx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ
Artinya:
“Katakanlah Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (Q.S Al-An’am:162)
Dengan demikian tujuan pendidikan Islam berjangkau sama luasnya
dengan kebutuhan hidup umat manusi, masa kini dan masa yang akan datan. Dimana
manusia tidak hanya memerlukan iman (agama) melainkan juga membutuhkan
kesejahteraan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Seirama dengan tujuan pendidikan islam, Prof. Dari. Moh. Fadhil
Al-Djamaly, berpendapat bahwa sasaran pendidikan Islam yang sesuai dengan
ajaran Al-Quran adalah membina kesadaran atas diri manusia sendiri dan atas
sistem social, juga terhadap alam sekitar serta kesadaran untuk mengembangkan
dan mengelola kepentingan kesejahteraan ummat manusia. Namun yang paling penting
dari semuanya itu ialah membina Ma’rifat kepada Allah pencipta alam dan
beribadah kepada-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.[4]
Secara teoritis Tujuan Pendidikan Islam itu
sendiri di bagi menjadi dua tujuan, antara lain:
a.
Tujuan keagamaan
Setiap orang islam pada hakikatnya adalah
insan agama yang bercita-cita, berpikir, beramal untuk hidup akhiratnya,
berdasarkan atas petunjuk dari wahyu Allah melalui Rasulullah. Kecenderungan
hidup keagamaan ini merupakan ruhnya agama yang benar yang perkembangannya
dipimpin oleh ajaran islam yang murni, bersumber pada kitab suci yang
menjelaskan serta menerangkan tentang perkara benar (haq), tentang tugas
kewajiban manusia untuk mengikuti yang benar itu, menjauhi yang batil dan sesat
atau mungkar, yang kesemuanya telah di wujudkan dalam syari’at agama yang
berdasarkan nilai-nilai mutlak dan norma-normanya telah di tetapkan oleh Allah
yang tak berubah-ubah menurut selera nafsu manusian oleh karena itu tujuan
pendidikan Islam penuh dengan nilai rahanian Islami dan berorientasi kepada
kebahagiaan hidup di akhirat.[5]
Hal demikian ditegaskan dalam firman Allah SWT. Dalam surat
Al-A’la:14-17:
ôs% yxn=øùr& `tB 4ª1ts? ÇÊÍÈ tx.sur zOó$# ¾ÏmÎn/u 4©?|Ásù ÇÊÎÈ ö@t/ tbrãÏO÷sè? no4quysø9$# $u÷R9$# ÇÊÏÈ äotÅzFy$#ur ×öyz #s+ö/r&ur ÇÊÐÈ
Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman), dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang, tetapi kamu
(orang-orang kafir) memilihkehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah
lebih baik dan lebih kekal. (Q.S Al-A’la: 14-17)
b.
Tujuan
Keduniaan
Tujuan ini mengutamakan kepada upaya untuk mewujudkan kehidupan
kesejahteraan dan kemanfaatannya.Tujuan pendidikan jenid ini ukurannya sangat
relative, bergantung kepada kebudayaan dan peradaban manusia, nilai-nilai kehidupan
yang didasarkan atas kecenderungan hidup social buadaya yang berbeda-beda
menurut tempat dan waktu pada masyarakat tersebut. (Menurut para pemikir dan
ulama islam).
Konferensi ini membahas tentang model kurikulum untuk tahap primer
didesain dalam rincian walaupun penekananya terutama pada tujuan-tujuan
akademis dan perilaku.Untuk tahap menengah prinsip-prinsip yang luas telah pula
ditegakkan.bagi tingkat universitas penekanan diberikan terutama reorganisasi
“Pendidikan Umum” karena pendidikan itu dianggap merupakan pendidikan dasar
yang seharusnya mempersiapkan mahasiswa dengan pendekatan Islam terhadap setiap
cabang ilmu pengetahuan.
Kurikulum ini dibuat polanya melihat pola dasar Universitas yang
bersangkutan dengan sedikit modifikasi dapat dilaksanakan oleh semua
Universitas di Dunia Muslim, terutama Universitas yang mengikuti rencana
pembuatan kurikulum Amerika.
3.
Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia ketiga di
Dacca tahun 1981
Konferensi Pendidikan Islam Dunia ketiga di
Selenggarakan di Dacca pada bulan Maret 1981 oleh Institut Pendidikan, dan
Riset Islam (IIER) yang dibentuk oleh pemerintah Bangladesh atas pemerintah
Universitas Kang Abdul Aziz.
Konferensi ini membahas tentang masalah dalam
mempersiapkan buku, teks yang diharapkan disediakan oleh pihak berwenang dalam
pendidikan kalau mereka ingin melaksanakan kurikulum yang ideal serta membahas
prinsip-prinsip khusus khas yang ideal.
4.
Konferensi pendidikan Islam se-Dunia keempat
di Jakarta tahun 1982
Konferensi Pendidikan Islam keempat
diselenggarakan di Jakarta tahun 1982 konferensi ini memebahas tentang model
tipikal yang ideal dalam metodologi pengajaran. Rekomendasi konferensi tersebut
menunjukkan interelasi konseptualisasi dari sudut pandang Islam, produksi buku
teks dan buku metodologi pengajaran perlunya pendekatan secara menyeluruh
sangat disadari walaupun setiap akan diajarkan harus sesuai dengan tekniknya.
Dengan demikian konferensi tersebut telah
menyediakan sebuah metode yang ideal disamping menyarankan metode tertentu
untuk menyampaikannya.Makalah yang disajikannya pun memberikan model dari
sebuah rencana kerja bagi para ahli pendidikan dan pihak berwenang di Negara
Muslim.
D.
Rekomendasi Hasil Konferensi Pendidikan Islam Se-Dunia
1)
Hasil
Konferensi Pendidikan Islam Dunia Pertama
a)
Tujuan
Pendidikan
Pendidikan harus bertujuan mencapai kepribadian manusia yang menyeluruh
secara seimbang dengan ilmu yang diperolehnya baik hubungannya dengan Tuhan
maupun dengan manusia.
b)
Pengetahuan
dikelompokkan dalam dua kategori pengetahuan abadi dan pendidikan yang
diperoleh.
c)
Kurikulum
dan silabus pengetahuan abadi yang diberikan harus berdasarkan kepada Al-Quran
dan Al-Hadits.
d)
Kurikulum
dan silabus pengetahuan yang diperoleh harus mengandung nilai-nilai Islam
e)
Pendidikan
dan masyarakat (pendidikan nonformal).
-
Media
masa sebagai informasi yang menyajikan program ilmiah yang telah
disederhanakan, yang dibimbing oleh semangat Islami.
-
Lingkungan
pendidikan harus bernuansakan Islami
f)
Pendidikan
guru dan penerimaan guru
-
Guru-guru
muslim harus diilhami dengan ide-ide dan konsep-konsep yang Islami.
- Perlunya sarana atau fasilitas yang memadai pendidikan guru.
g)
Pendidikan
wanita
Adanya fasilitas antara pendidikan laki-laki dan wanita.Disusunnya
suatu sistem pendidikan khusus untuk kaum wanita yang didasarkan pada asas-asas
ilmiah yang dipertimbangkan secara seksama.Diberikan kuliah yang cocok untuk
kodrat wanita.
h)
Pendidikan
non-formal kaum muda
Lembaga-lembaga kaum muda harus digalakkan untuk melaksanakan
kegiatan yang sesuai dengan tingkatan dan sejalan dengan tujuan masyarakat
Islam.
i)
Minoritas
Muslim
Adanya perhatian khusus terhadap kaum minoritas Muslim mendesak
semua Muslim agar menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai bagi anak-anak
dari Negara-negara yang diduduki dalam situasi yang sulit.
2)
Hasil
Konferensi Pendidikan Islam Dunia Kedua
Pengetahuan antara kategori
“Pengetahuan Abadi” dan “penegtahuan yang diperoleh” diterapkan pada
pengetahuan secara keseluruhan dan diklasifikasiakan menjadi dua kelompok.
Kelompok I (Pengetahuan Abadi)
-
Al-Quran
-
Sunnah
-
Sirah Nabi, Sahabat dan para pengikutnya
-
Tauhid,
Ushul al-fiqh dan fiqh
-
Bahasa
Arab Al-Quran
-
Bahan-bahan
tambahan (metafisika Islam, perbandingan agama dan kebudayaan Islam).
Kelompok II (Pengetahuan yang diperoleh)
-
Imajinatif
(Seni, Arsitektur, Bahasa, dan Sastra Islami)
-
Ilmu-ilmu
intelektual (studi Sosial, Ilmu Administrasi,dsb)
Semua
cabang pengetahuan yang diperoleh di
atas harus di ajarkan dari sudut pandang Islam.
Rancangan Kurikulum
Pola kurikulum dibedakan menjadi tiga tingkatan yang
disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak.
a.
Tingkat
pertama
Program-program
instruksional diberikan secara konkrit dengan menunjukkan ide-ide dasar,
lingkungan kelembagaan harus mencerminkan kelompok Islami yang ideal dan sehat,
kegiatan-kegiatan perlu dituntun oleh teladan guru yang lebih tua.Pada
tingkatan-tingkatan ini disiplin-disiplin ilmu berikut ini perlu diperhitungkan
melalui materi pengajaran yang sesuai dengan kelompok umur yang berbeda.
b.
Tingkat
kedua
Tahap
ini merupakan tahap yang paling kritis dalam pertumbuhan emosi dan intelektual
anak, anak-anak mudah mendengar godaan menjadi mangsa wawasan dalam bentuk
sensasi, ide-ide yang keliru ini dan kebenaran yang setengah-setenga.
Pada
tingkata-tingkatan ini yang paling dibutuhkan adalah penambahan yang lebih luas
karena pertumbuhan mental membutuhkan suatu persepektif yang lebih luas baik
mengenai waktu maupun tempat.Namun inti dari kurikulum ini adalah iman, Islam
dan motivasi untuk menerapkannya. Dalam seluruh tingkatan kedua ini akan
diberikan kuliah-kuliah wajib untuk materi-materi antara lain:
1.
Al-Qur’an
dan Hadits
2.
Bahasa
Arab, Bahasa Nasional dan salah satu Bahasa Eropa
3.
Matematika
4. Salah satu ilmu-ilmu alam
5. Geografi
6. Sejarah dan kebudayaan
c.
Tingkat
Universitas
Kurikuum tingkat ketiga harus didasarkan
pada tingkatan dasar (pertama/kedua) dengan tiga tujuan berikut:
- Memberi pemahaman yang mendalam mengenai Islam dan masyarakat
muslim untuk memungkinkan mahasiswa dipersiapkan untuk mengatasi
masalah-masalah Islam di sepanjang hidupnya.
- Menanamkan pengetahuan khususnya dalam cabang apa pun dari dua
kelompok pengetahuan untuk dipilih oleh mahasiswa setelah konsultasi dengan
pembimbing studi.
- Menjamin suatu pertumbuhan kepribadian mahasiswa secara seimbang
melalui kuliah-kuliah mengenai pendidikan Islam umum yang merupakan kuliah
wajib.
Kuliah pendidikan
Islam umum terdiri dari:
- Dua kuliah dari kelompok I, yaitu bahasa Arab, dan yang lainnya
adalah baik itu kebudayaan dan peradaban Islam atau sejarah pemikiran dan paham
Islam
- Dua kuliah dari kelompok II, yaitu filsafat ilmu pengetahuan dan
pengajaran Islam dan yang lainnya, baik seni dan arsitektur Islam atau satu
dari kuliah-kuliah yang diberikan dari sudut pandang Islam “Sejarah, Ekonomi,
dan Psikologi”.
- Dalam konferensi kedua ini juga membahas mengenai tujuan akhir
pendidikan Islam sebagai berikut: education should aim at the balanced growth
of total personality of man through the training of mans spirit, intellect, the
rational self, feeling and bodily sense. Education should there fore cater for
growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative,
physical, scientific, linguistic, both individually and collectively and
motivate, all these aspect toward goodness and attain men of perfection. The
ultimate aim of education lies in the realization of complete sub mission to
Allah on the level of individual, the community and humanity at large”.
3)
Hasil
Konferensi Pendidikan Islam Dunia Ketiga
Asas-asas
umum:
a.
Konsep
Islam tentang manusia sebagai khalifatullah membuat pertumbuhan spiritual, moral
intelektual dan imajinatif manusia secara potensial menjadi tidak ada batasnya.
b.
Karena
pengetahuan sebagai sumber pertumbuhan Islam tidak membatasi pengajaran
pengetahuan.
c.
Berdasarkan
hakekat menyeluruh dari pengajaran pengetahuan ini maka perkembangan manusia
bersifat menyeluruh seimbang dengan demikian kurikulum harus mempunyai pola
antar disiplin ilmu.
d.
Karena
hubungan antara disiplin ilmu dimanfaatkan oleh pertumbuhan fisik, mental,
spiritual dan imajinatif anak secara perlahan-lahan maka semua kuliah harus
diberikan secara bertingkat
e.
Pertumbuhan
dan perkembangan ini dilihat dalam Islam dan konteks hubungan manusia dengan
Allah, manusia dan alam
Berdasarkan
asas-asas ini pengetahuan buku teks tidak dapat dilakukan secara efektif di
Negara-negara kecuali jika mereka mengambil langkah-langkah yang konkrit untuk
menggunakan kurikulum inti yang umum sehingga antara dua sistem tradisional dan
modern perlahan-lahan dikurangi.
1.
Sistem
ganda kurikulum untuk tingkat pertama
2.
Konseptualisasi
karena berhasil atau gagalnya Islamisasi kurikulum dan buku-buku teks
tergantung pada keberhasilan konsep-konsep Islam, maka WCIE dapat diminta untuk
melengkapi tugas penelitian konseptualisasi sendini mungkin
3.
Pengembangan
buku teks sebagai pengaruh yang memecah belah dan sarana untuk menggalang
persatuan dan solidaritas dunia muslim
4.
Mendesak
semua Negara muslim untuk mempertahankan dan menggunakan kembali sejarah
geografi baik dalam sistem modern maupun tradisional
5.
Sastra,
yang diajarkan kepada anak sejak kecil dari tahap menyusui sampai ke perguruan
tinggi, harus dikemas dan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menjadi
seorang anak yang religious
6.
Pengajaran
ilmu pengetahuan
4)
Hasil
Konferensi Pendidikan Islam Dunia Keempat
a.
Semua
pemerintah muslim diminta untuk melaksanakan rekomendasi tiga konferensi pendidikan
Islam untuk sebelumnya, khususnya sejauh menyangkut rumusan konsep Islam untuk
setiap cabang pengetahuan, perbaikan kurikulum yang ada sehingga sejalan dengan
kontekstualisasi, dan pesiapan buku teks berdasarkan konsep-konsep dan silabus
tersebut
b.
Lembaga-lembaga
dan penelitian yang dibangun di Negara-negara Islam untuk menjadikan pendidikan
mempunyai cirri Islam perlu menggalakkan kegiatan untuk melengkapi karyanya
melalui kerjasama nasional internasional yang semakin meningkat
c.
Lembaga-lembaga
pendidikan dituntut untuk membentuk kelompok-kelompok studi khusus dalam
merumuskan dan menyiapkan garis pedoman guru-guru agar mereka mengajar semua
materi dari sudut pandang Islam selanjutnya perlu diadakan lokakarya
besar-besaran dalam setiap disiplin ilmu supaya seluruh tingkatan pendidikan
berbagai Negara dapat member bentuk bagi pegangan guru-guru.
d.
Pegangan
untuk guru-guru perlu dibagi-bagikan ke seluruh dunia untuk digunakan dari
evaluasi
e.
Dasar
perumusan pegangan guru adalah: metodologi pengajaran harus menunjukkan
perlunya kesadaran religius dari pihak guru, metode belajar semua disiplin ilmu
perlu dan saling kait mengkait dan sekaligus setiap disiplin ilmu
mempertahankan cirinya yang khusus dan
berbeda
f.
Perlu
diadakan seminar internasional untuk evaluasi hasil-hasil penggunaan pegangan
guru tersebut dan memperbaiki metodelogi pengajaran berdasarkan pengalaman
diperoleh setiap Negara
g.
Untuk
lebih lanjutny semua Negara Muslim diminta melaksanakan rekomendasi konferensi
dengan menyelenggarakan kuliah dalam rangka melatih para
E.
Kesimpulan rumusan pendidikan islam berdasarkan hasil konferensi
pendidikan Islam
Ke empat
konferensi itu juga telah menjelaskan kepada para sarjana dan pihak berwenang
di seluruh dunia, atas prinsip dasar apa kurikulum ideal harus di persiapkan,
metode apa yang seharusnya diterapkan untuk memiliki silabus, buku-buku teks
dan buku penuntun guru yang terperinci, serta metedologi pengajaran apa yang
ideal dan bagaimana metodologi itu dapat di capai.
Konferensi
Dunia Pertama tentang Pendidikan Muslim yang di selenggarakan oleh Universitas
King Abdulaziz, di Jeddah/Makkah pada bulan Maret-April, 1997, dengan sukses membahas
semua masalahpendidikan formal dan non formaldi semua cabang pengetahuan, dwi
sistem pendidikan yang lazim di Negara-negara Muslim yang menimbulkan konflik
antara orasng-orang yang berpikiran sekuler dan kelompok yang berpikiran
keagamaan, hubungan anatara pendidikan dan masyarakat dan masalah pendidikan
wanita serta mengajukan tujuan dan cara-cara mewujudkan cita-cita. Konferensi
juga membagi pengetahuan yang diterima sebagai wahyu dan pengetahuan yang
diperoleh.Dengan demikian sebuah prinsip telah di letakkan bagi perurusan
sebuah kurikulum khas yang ideal.[6]
F.
Penutup
Tujuan Pendidikan Islam menurut Kongres Pendidikan Islam se-Dunia
di Islamabad tahun 1980, pendidikan harus di tujukan pada pertumbuhan yang
seimbang dari kepribadian total manusia melalui pelatihan roh manusia, akal
rasional diri, perasaan dan rasa tubuh. Pendidikan harus ada untuk memenuhi
pertumbuhan manusia dalam semua aspek, spiritual, linguistik, baik secara
individual maupun kolektif, memotivasi, semua aspek menuju kesempurnaan
kebaikan dan pencapaian. Tujuan utama pendidikan terletak kepada Allah pada tingkat individu. Masyarakat dan kemanusiaan yang
luas.
Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia :
1. Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia pertama di Mekkah tahun 1997
2. Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia kedua di Islambad tahun 1980
3. Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia ketiga di Dacca tahun 1981
4. Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia keempat di Jakarta tahun 1982.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud
,Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Hidakarya Agung,1992.
Tafsir,
Ahmad, Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000.
Shihab M. Quraish, Al-Qur’an dan Terjemah, Semarang:
PT Karya Toha Putra Semarang, 1987.
Musliha, Eneng, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:
Diadit Media, 2010.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi
Akrasa, 1996.
Ashrap,
Ali,Sayid Husein Nasr, Horison Baru Pendidikan Islam,Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1996
[1] Mahmud Yunus,
Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung,1992), h. 20
[2] Ahmad Tafsir,
Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.
46
[3] M. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: PT Karya Toha
Putra Semarang, 1987), h. 1229
[4] Eneng
Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), h.
222-224
[5] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Akrasa, 1996), h.227
[6]Ali Ashrap, Sayid
Husein Nasr,Horison Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1996), h.87
PokerStars Casino | New Jersey online sportsbook, NJ online
BalasHapusPokerStars Casino is a brand new online 문경 출장안마 casino in New Jersey. 천안 출장샵 They are fully licensed by the 시흥 출장샵 New Jersey Division of 하남 출장안마 Gaming Enforcement. 경상북도 출장샵